fajarbengkulu, opini – Hallo Sahabat Opini dan para pembaca dimanapun anda berada, kajian ini adalah tentang kontribusi masyarakat untuk membangun budaya digital yang baik. Seiring makin berkembangnya teknologi, dengan diluncurkannya program Literasi Digital Nasional Mochamad Azis Nasution memaparkan, telah terbentuk tatanan kehidupan baru berbasis teknologi digital yang dinamakan budaya digital (digital culture). Aktivitas menggunakan medsos, berbelanja online, melakukan pembayaran digital, pendidikan online hingga WFH merupakan praktek budaya digital.
Seperti yang diketahui budaya digital adalah hasil dari pola pikir, kreasi dan cipta karya manusia berbasis teknologi internet yang ditentukan oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Budaya sendiri berarti pola pikir, kebiasaan, dan sikap yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya digital sebagai gagasan yang bersumber penggunaan teknologi dan internet, membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.
Maraknya aktivitas digital yang dilakukan oleh masyarakat, mengharuskan kita untuk peduli dalam memproteksi perangkat digital yang kita miliki agar tidak disalahgunakan. Budaya digital ini bisa membantu memudahkan masyarakat dalam pekerjaan di dunia kerja, mencari hiburan, hingga transaksi secara daring, aktivitas digital tersebut juga rawan incaran kejahatan, salah satunya adalah peretasan. Nah, dalam kesempatan ini, penulis akan memberikan opini tentang bagaimana masyarakat bisa memberikan kontribusi positif untuk membangun budaya digital yang lebih baik. Masyarakat harus berpikir luas dalam menanggapi berkembangnya budaya digital.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa diibaratkan ketika kita ingin membeli sesuatu di pasar. Dahulu mungkin kita masih pergi ke pasar untuk membeli baju. Nah, saat ini dengan adanya teknologi, kini tak perlu lagi untuk pergi ke pasar untuk membeli baju. Dengan adanya perkembangan teknologi kita bisa menggunakan wadah digital berupa aplikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya budaya digital ini bisa membantu memudahkan masyarakat dalam transaksi secara daring. Masyarakat diharapkan dapat mempertahankan nilai keberagaman budaya dan menghormati perbedaan yang ada dalam menciptakan budaya digital yang baik.
Seiring berkembangnya teknologi budaya digital rentan terjadi pengaruh negative yang sangat disayangkan dalam masyarakat melek teknologi seperti sekarang ini adalah sudah banyak orang yang terlalu fokus terhadap diri mereka sendiri dan mulai menyebabkan budaya individualisme yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak buruk pada keberagaman budaya. Hal ini pun diamplifikasi dengan mudahnya akses informasi dan komunikasi dari kemajuan budaya digital itu tadi, ada juga efek negatif lain seperti semakin berkurang yang namanya kepentingan privasi akibat kemajuan budaya digital ini, ini dapat kita lihat dari banyak orang di media social mengumbar kehidupan sehari-hari mereka dari bagian yang boleh sampai bagian paling personal ke khalayak umum. Dan lebih naasnya lagi hal seperti ini justru banyak dijadikan batu pijakan oleh beberapa orang untuk mendapat popularitas atau perhatian terlepas pengaruh negatif dalam pandangan masyarakat terhadap individu tersebut.
Maka dari itu penulis menghimbau sahabat opini semua untuk lebih bijak dalam menanggapi dan menjalankan budaya digital ini, karena sama seperti banyak fenomena social lain budaya digital juga mempunyai kelebihan dan kekurangan atau pengaruh baik dan buruk terhadap pemahaman dan standar moral di masyarakat.
Penulis : OKA RIDIANSYAH (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIB)
CP : 085213972956
Email : okaridiansyah89@gmail.com