fajarbengkulu – Baru tiba di Provinsi Bengkulu sejak ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur Bengkulu (18/02) oleh Mendagri Tito Karnavian, Robert Simbolon langsung memimpin rapat Koordinasi Pendataan Sasaran Vaksinasi Covid-19 bersama OPD dan FKPD terkait, Jumat (19/2/21), di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu.
Ia ingin memastikan bahwa kinerja birokrasi masih berjalan seperti biasa tanpa adanya kendala akibat belum dilantiknya Gubernur Bengkulu Definitif.
“Saya ingin memastikan bahwa pemerintahan Provinsi Bengkulu berjalan seperti biasa jangan sampai ada kesan karena gubernur belum dilantik kemudian pemerintahan tidak jalan masyarakat tidak terlayani,” jelas Robert Simbolon.
Terkait rapat kordinasi Pendataan Sasaran Vaksinasi Covid-19, Pj. Gubernur akan melakukan koordinasi lintas sektoral agar pelaksanaan vaksinasi tahap II ini dapat berjalan dengan baik, hingga menurunkan tingkat penyebaran Covid-19 di Provinsi Bengkulu.
“Kita akan terus melaksanakan koordinasi baik secara horizontal dengan semua unsur terkait di Provinsi maupun secara vertikal dengan Bupati/Walikota bahkan dengan Camat dan Kepala Desa, tentu bagian itu adalah vaksinasi tahap II bahkan tahap I tetap kita kawal melalui Satgas, kita sudah harus mempersiapkan vaksinasi tahap II,” papar Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
Selain vaksinasi tahap II, Robert pun menekankan agar masyarakat terdampak Covid-19 juga harus menjadi perhatian yang serius untuk ditangani.
“Kita juga harus menangani secara serius dampak sosial dan ekonomi yang muncul dari pandemi covid-19, jangan sampai kita sibuk dengan urusan medis, lalai dengan urusan kebutuhan masyarakat secara sosial ekonomi, kita bersama Sekda Prov akan mengadakan pertemuan khusus dengan kepala OPD untuk membahas dampak Covid-19 ini,” jelas Pj. Gubernur Robert Simbolon.
Berdasarkan data dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, kondisi perkembangan Covid-19 di Provinsi Bengkulu menunjukan tren positif dengan naiknya angka kesembuhan dan menurunnya kasus aktif.
“Angka kesembuhan kita cukup bagus kita sudah mencapai angka 94.14 persen jauh di atas angka nasional, sedangkan untuk kasus aktif artinya kasus masih ditangani pada saat ini itu sebesar 2.28 persen jauh di bawah angka kasus aktif nasional,” jelas Herwan Antoni. (red)