Mancanegara

Dubai Sekarang Ternyata Dijadikan Tempat Wisata Seks Oleh Orang Israel

Mancanegara – Dubai, salah satu negeri dari  tujuh negeri yang bergabung dalam Uni Emirat Arab yang menyajikan kehidupan modern dengan kilauan teknologi dan bangunan-bangunan pencakar langit.

Dubai juga disebut emirat Islam yang modern, artinya menyediakan semua hal modern meski bertentangan dengan agama Islam, namun hanya warga non-Muslim saja yang boleh menikmati fasilitas yang bertentangan dengan agama Islam.

Dikutip dari travel.detik.com, seejak dibukanya hubungan Israel-Uni Emirat Arab (UEA), ada ribuan turis dari Israel liburan ke Dubai. Tak cuma liburan mewah, mereka juga berburu wisata seks.

Menurut laporan dari Middle East Monitor, sekitar 8.000 turis Israel liburan ke Dubai untuk merayakan Tahun Baru. Mereka tak sekadar merayakan tahun baru, di dalam pesta tersebut ada pula narkoba dan juga wisata seks.

Seorang jurnalis dari Israel bertemu rekan senegaranya yang meninggalkan Dubai. Dia menceritakan apa yang terjadi di UEA sekarang ini sungguh ‘liar’.

Para turis makan dan minum di tepian kolam renang, sementara di tempat yang sama turis lainnya sedang sibuk bercinta, seperti sebuah kegiatan yang biasa saja. Meski sulit dipercaya, tapi begitulah kenyataannya.

“Ini melibatkan campuran antara alkohol, cewek-cewek seksi dan pesta sex. Kita bisa memilih siapapun yang kita suka lewat iPad atau ponsel. Semuanya terbuka, seperti sebuah pizza dengan aneka topping. Di Dubai, ada juga yang menawarkan layanan prostitusi di mobil, terutama cewek-cewek dari Eropa Timur,” kata pria muda tersebut.

Beberapa turis Israel yang pulang dari Dubai menyebut rata-rata mereka harus membayar sekitar 1.800 sampai 2.000 dirham (sekitar Rp 8,4 juta) untuk wisata seks. Hotel-hotel di Dubai ada yang menyediakan layanan prostitusi dengan gadis-gadis yang berasal dari berbagai negara di dunia.

Gadis-gadis asal Amerika Latin seperti Brasil, Peru dan Bolivia terkenal akan tarifnya yang mahal. Mereka biasa mematok tarif sebesar US$ 700 (sekitar Rp 9,8 juta) sekali kencan.

“Ini adalah trip yang mahal dan hanya orang Israel berduit saja yang bisa pergi ke Dubai. Trip akhir pekan ke Dubai bisa menghabiskan uang sampai US$ 30.000 (sekitar Rp 422 jutaan),” ujar pria yang tidak mau identitasnya disebutkan itu.

“Masuk ke kelab malam di Dubai sangat mahal, lalu kamu buka botol dan pesan makan, kemudian ada gadis mendekatimu, tahu-tahu kamu sudah menghabiskan US$ 5.000 sampai 6.000 (Rp 70-84 jutaan) dalam semalam,” dia menambahkan.

Dubai Seperti ‘Toko Daging’

Pengakuan turis Israel lainnya juga cukup mengejutkan. Menurut turis ini, Dubai sekarang sudah melebihi Bucarest atau Bangkok untuk urusan wisata seks.

Pria Israel yang tidak disebutkan identitasnya ini sudah enam kali berkunjung ke Bucarest, namun Bucarest tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dubai. Dia bahkan punya istilah sendiri untuk menyebut Dubai, yaitu ‘Meat Market’ alias ‘Toko Daging’.

“Mereka terlihat seperti model, seperti gadis Instagram yang sering foto pakai bikini. Mereka semua ada di lobi hotel bersama dengan sekitar 100 sampai 150 gadis lainnya yang bekerja di ‘Toko Daging’ Dubai,” ujar si turis Israel tadi.

Setiap turis bisa menghabiskan US$ 15.000 (sekitar Rp 211 jutaan) untuk wisata seks selama sepekan. Mereka bahkan bisa membawa 5 cewek sekaligus ke kamar Penthouse yang sudah disewanya.

Turis Israel sekarang sudah menganggap Dubai sebagai destinasi nomer satu mereka, terutama soal wisata seks. Meski lebih mahal, tapi itu tak jadi soal karena di Dubai gampang untuk menemukan wanita panggilan.

Selepas matahari terbenam, puluhan wanita malam sudah mulai duduk-duduk di kursi berwarna-warni di luar restoran dan bar di sekeliling kompleks. Di Dubai sekarang bahkan ada aplikasi prostitusi yang mengiklankan wanita malam mereka.

Sudah jadi rahasia umum bila sekarang ini turis Israel tinggal datang ke hotel di Dubai, bilang ingin pesta, lalu membayar US$ 1.000 (setara Rp 140 jutaan), maka mereka sudah mendapatkan kesenangan.

Semua itu terjadi begitu terbuka, bahkan otoritas setempat seperti tutup mata soal turis Israel yang menghabiskan waktu liburannya di Dubai dengan berpindah dari satu wanita ke wanita lainnya.

Turis Israel Selundupkan Narkoba

Tak cuma wisata seks, turis Israel yang liburan ke Dubai juga disebut banyak yang menyelundupkan narkoba. Mereka mengaku membawa serta hasish dan ganja untuk berpesta. Menurut mereka, itu hanyalah narkoba ringan, bukan yang kelas berat seperti kokain, jadi tidak apa-apa.

“Apa yang kami lakukan hanya menyelundupkan sejumlah hashish dan ganja untuk merayakan Tahun Baru dan mabuk. Ini bukan kokain, itu hanya narkoba ringan. Saya tidak percaya akan dapat masalah. Hukuman mati untuk beberapa ratus gram di koper kami? Kami hanya merokok di kamar hotel kami,” kata si turis Israel.

Di Uni Emirat Arab sendiri berlaku hukum yang sangat ketat soal narkoba. Hukuman pidana selama 20 tahun penjara menanti mereka yang kedapatan membawa narkoba masuk ke UEA. Beberapa penyelundup narkoba bahkan ada yang dijatuhi hukuman mati.

Namun hukum berat itu nampaknya tidak membuat para turis Israel ini takut. Mereka bahkan sudah menganggap Dubai sebagai rumah kedua mereka dan bebas untuk melakukan apapun.

“Kebanyakan orang Israel di Dubai tidak mengenakan masker. Mereka juga tidak menjaga jarak dan beresiko menerima denda yang sangat besar. Tapi mereka tidak peduli,” ujarnya.

Sejak dibukanya hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab, ada sekitar 50.000 turis Israel yang liburan ke Dubai. Jumlah itu dihitung dari bulan September 2020.

Industri seks di Dubai sekarang sudah seperti kepanjangan tangan dari industri seks di Israel. Apa yang terjadi di Dubai sekarang sepertinya efek samping dari normalisasi hubungan kedua negara. Dubai sudah jadi Las Vegas-nya Teluk Arab.

Sumber

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button